"Kepala Sekolah Angkat Bicara: Siswa Harus Dilindungi dari Politisasi dan Konflik Internal"

 


DETIK JAMBI.COM ,TANJAB TIMUR– Polemik internal mencuat di lingkungan SMAN 4 Tanjung Jabung Timur setelah dua orang guru menyampaikan pernyataan di media sosial terkait penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Kepala SMAN 4 Tanjab Timur akhirnya angkat bicara untuk meluruskan informasi sekaligus menjelaskan langkah pembinaan yang telah dilakukan.

Menurut penuturan Kepala Sekolah, persoalan ini bermula saat dirinya hendak memberikan teguran dan pembinaan kepada dua guru yang dianggap telah menyampaikan opini secara sepihak tanpa klarifikasi langsung kepada pihak sekolah. Tindakan itu dilakukan sebagai bentuk penegakan disiplin dan menjaga etika profesionalisme di lingkungan sekolah.

“Kami tidak melarang guru menyampaikan pendapat, tapi ada saluran resmi yang bisa digunakan. Jika ada ketidaksesuaian, seharusnya disampaikan secara internal terlebih dahulu, bukan langsung ke media sosial,” jelas Kepala SMAN 4 Tanjab Timur saat dikonfirmasi.

Sayangnya, upaya pembinaan tersebut tidak diterima dengan baik oleh yang bersangkutan. Kepala sekolah menyebut, sikap tidak kooperatif dari kedua guru justru memperkeruh suasana dan berpotensi menciptakan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

Pihak sekolah menegaskan bahwa pengelolaan dana BOS telah dilakukan sesuai prosedur dan terbuka untuk diaudit oleh pihak berwenang. Ia juga mengimbau seluruh tenaga pendidik di lingkungan SMAN 4 Tanjab Timur untuk mengedepankan etika komunikasi dan menjaga marwah institusi pendidikan.

“Kami terbuka untuk klarifikasi dan dialog. Namun, semua harus dilakukan secara santun dan profesional demi menjaga iklim pembelajaran yang sehat dan kondusif,” tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari dua guru yang dimaksud. Sementara itu, pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jambi disebut telah mengetahui persoalan ini dan tengah melakukan langkah monitoring.

Selain meluruskan soal dana BOS, Kepala Sekolah juga memberikan klarifikasi terkait penggunaan salah satu ruangan sekolah yang dijadikan kantin, yang sempat disalahartikan sebagai ruang OSIS.

“Ruangan itu bukan ruang OSIS. Itu adalah ruang kosong yang tidak lagi digunakan. Karena mangkrak, kami sekat dan perbaiki dengan biaya pribadi agar bisa dimanfaatkan sebagai kantin sekolah,” jelasnya.

Ia menambahkan, langkah tersebut diambil demi optimalisasi fasilitas yang ada, tanpa membebani keuangan sekolah atau menggunakan dana BOS.

Kepala sekolah berharap semua pihak dapat menahan diri dan menjaga nama baik institusi pendidikan. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi internal sebelum menyebarkan informasi ke publik.

Dengan ini saya, selaku Kepala Sekolah, menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kejadian aksi demo yang melibatkan dua orang guru, yaitu Pak Jo dan Ibu EW, yang turut serta mengajak siswa dalam kegiatan tersebut. Tindakan ini sangat disayangkan karena dapat memberikan dampak negatif terhadap mental dan karakter siswa, serta mengganggu proses pembelajaran yang seharusnya menjadi prioritas utama di lingkungan sekolah.

Saya merasa kecewa karena aksi tersebut bukan hanya melanggar norma etika dalam dunia pendidikan, tetapi juga merugikan siswa secara langsung. Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan unjuk rasa yang tidak seharusnya melibatkan mereka adalah bentuk tindakan yang tidak bertanggung jawab.

( RED )

Belum ada Komentar untuk " "Kepala Sekolah Angkat Bicara: Siswa Harus Dilindungi dari Politisasi dan Konflik Internal""

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel